Sabtu, 08 Februari 2014

GUNUNG SINABUNG


Gunung Sinabung (bahasa Karo: Deleng Sinabung) terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia adalah salah satu dari 30 Gunung api yang ada di atas Sesar Besar Sumetra dan adalah Gunung Api Aktif yang terdekat dengan  “Gunung Super” purba yaitu  supervulcano  TOBA.

 Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter. Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010.

            Karena tidak aktif selama ratusan tahun, gunung yang berketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut itu digolongkan bertipe B. Contoh lain dari gunung tipe tersebut adalah Gunung Merbabu yang berdampingan dengan Gunung Merapi di Yogyakarta serta Gunung Sibayak di Sumut.
Menurut Surono, gunung tipe B adalah gunung api yang tidak mempunyai karakter meletus secara magnetik. Berdasarkan prioritas ancaman, gunung tipe B tidak dipantau. Akan, tetapi ia membantah Gunung Sinabung lepas sama sekali dari pengamatan.
"Kalau tipe B itu tidak dipantau, namun ada penyelidikan tidak rutin," katanya.
Sinabung mulai bangun setelah Gempa Bumi disertai  tsunami dahsyat  yang mengguncang Aceh pada tanggal 26 Desember 2004, disusul kemudian dengan gempa Nias Maret 2005 dan Juli 2006 , diikuti  Gempa Padang pada Maret 2007 yang  berulang pada September 2009 yang diikuti Gempa Nias lagi Oktober 2009. Setahun  kemudian, 29  Agustus   2010 Gunung Sinabung Meletus untuk pertama kali setelah 400an tahun diam.
Lalu tanggal 23 September 2013 mengalami erups untuk petama kali setelah tidur selama tiga tahun, getaran letusan itu terdengar hingga pos BNPB Sumatera Utara yang berjarak sekitar 8 kilometer dari Gunung Sinabung.
Dan hingga saat ini, aktivitas vulkanik di Gunung Sinabung masih tinggi. Kegempaan dan erupsi terus terjadi dan status Awas pun masih bertahan.
"Belum ada tanda-tanda penurunan (aktivitas vulkanik)," ujar Kepala Bidang Mitigasi Bencana, Gempa Bumi, dan Gerakan Tanah PVMBG, Gede Suantika, kepada Okezone, di Bandung, Jumat (7/2/2014).
 PVMBG hingga kini belum mengambil ancang-ancang menurunkan status Gunung Sinabung. Itu karena erupsi masih terjadi, guguran lava juga masih keluar, dan menghasilkan awan panas. Awan panas guguran terbanyak masih ada di lokasi sekira 3 kilometer ke arah tenggara. Yang terjauh, awan panas guguran mencapai 4,5 kilometer. Awan panas guguran itu jadi salah satu patokan bagi PVMBG untuk menurunkan status Gunung Sinabung. "Kalau awan panasnya sudah tidak ada, baru turun (status)," ungkapnya. Pemantauan saat ini terus dilakukan. Berbagai data yang ada akan dikumpulkan. Pekan depan, rencananya PVMBG akan menggelar evaluasi Gunung Sinaung berdasarkan data-data terbaru.

DAFTAR PUSTAKA
 
http://news.okezone.com/read/2014/02/07/340/937748/pekan-depan-pvmbg-evaluasi-status-gunung-sinabung.